November 27th, 2018 by Catur Budi Waluyo
Pada perkembangan teknologi kedirgantaraan, sekarang banyak pesawat tanpa awak yang digunakan dalam berbagai aplikasi kehidupan sehari-hari, baik dalam foto udara sampai pengiriman paket dalam e-commerce. Pesawat awak ini juga disebut dengan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) yang juga digunakan dalam bidang telekomunikasi untuk membawa sistem komunikasi 4G LTE. Sistem pengendalian UAV bisa secara manual maupun dengan otomatis. Pengendalian manual dengan cara menggunakan Remote Control (RC) sebagai pengendali utama. Untuk memaksimalkan penerbangan pesawat UAV maka untuk meminimalisasi terjadinya Loss Contact maka pada penelitian ini membuat suatu perangkat yang digunakan untuk meningkatkan daya pancar tanpa mengubah frekuensi yang digunakan yaitu signal booster. Blok diagram signal booster dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Blok diagram signal booster
Gambar skema Rangkaian
Berdasarkan gambar 1 dapat dilihat bahwa sinyal masukan di proses dengan menggunakan transistor 2SC930 pada blok pendorong dan penguat 1 kelas A, kemudian masuk ke transistor 2SC2053 penguat II kelas A dengan daya 1 watt dan melalui rangkaian penyesuai impedansi agar sinyal yang di kirimkan terjadi transfer daya maksimum setelah itu sinyal di proses oleh blok diagram penguat III kelas C dengan komponen yang digunakan transistor 2SC1971 setelah itu masuk blok diagram rangkaian penyesuai impedansi dengan keluaran daya maksimum 6 Watt dengan pengoperasian frekuensi cutoff 175MHz. Sedangkan skema rangkaian signal booster dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Skema rangkaian signal booster
Tabel 1. Notasi dan nilai komponen yang digunakan
No |
Notasi |
Tipe |
Keterangan |
1 |
R1 |
Resistor |
68 kΩ |
2 |
R2,R4,R6 |
Resistor |
10KΩ |
3 |
R3 |
Resistor |
47KΩ |
4 |
R5 |
Resistor |
33KΩ |
5 |
L1, L2, L7, L10 |
Induktor |
5 lilit email 1 mm diameter 5 mm |
6 |
L3 |
Induktor |
6 lilit email 1 mm diameter 5 mm |
7 |
L4, L5 |
Induktor |
2 lilit email 1 mm diameter 6 mm |
8 |
L7 |
Induktor |
5 lilit email 1 mm diameter 6 mm |
9 |
L8 |
Induktor |
3 lilit email 1 mm diameter 6 mm |
10 |
L9 |
Induktor |
Toroida 10 lilit email 1 mm |
11 |
Q1, Q2 |
Transistor |
2SC930 |
12 |
Q3 |
Transistor |
2SC2053 |
13 |
Q4 |
Transistor |
2SC1971 |
14 |
RFC (R7 dan L6) |
– |
resistor 470 Ω dililit email 0,3 mm |
15 |
C1, C2, C3, C4, C10 |
Capasitor |
22 pF |
16 |
C6, C7, C8, C11, C12 |
Capasitor |
100 nF |
17 |
Trimmer1(C5) |
Capasitor |
up to 47 pF |
18 |
Trimmer2(C9) |
Capasitor |
up to 30 pF |
Hasil perancangan
Berdasarkan skema rangkaian pada gambar 2 nilai toleransi masing-masing setiap komponen dapat dilihat pada tabel 1. Setelah pembuatan skematik rangkaian langkah selanjutnya yaitu pembuatan Printed Circuit Board (PCB) rangkaian, untuk hasil pembuatan PCB. Untuk hasil akhir penyolderan dan proses cetak PCB dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Hasil Penyolderan dan susunan komponen dari signal booster
Untuk hasil perancangan PCB dapat dilihat pada jurnal ini, semoga bermanfaat,
Posted in Elektronika, Telekomunikasi Tagged with: jangkauan, Remote Control, Signal Booster, UAV
Oktober 11th, 2017 by Catur Budi Waluyo
selamat siang sobat blogger, pada kali ini saya akan berbagi tentang hasil penelitian saya tentang sistem komunikasi high altitude platform station, tahukah anda apa yang di maksud dengan sistem komunikasi high altitude platforms station? kalo belum tahu, bisa sobat baca disini. untuk menganalisa pada sistem komunikasi High Altitude Platform, sebaiknya di lakukan simulasi jangkauan sistem tersebut, supaya kita sudah mempunyai target dan rencana untuk jangkauan sistem komunikasi tersebut. pada sistem model kanal yang dianalisa dengan skenario pada posisi ketinggian h yang ditunjukkan pada gambar 1
Gambar 1 Parameter Geometri pada High Altitude Platform
Dimana pada gambar 1 parameter yang digunakan α adalah sudut elevasi pengguna (dalam derajat), h adalah tinggi dari sistem (dalam km), R adalah jari-jari bumi (6400 km),
Dengan mempertimbangkan kelengkungan bumi, jari-jari area yang diterima oleh user yang dinyatakan sebagai panjang AB dapat dihitung secara matematis dengan persamaan 1.
(Persamaan 1)
Dimana 2π setara dengan sudut 360° maka jari-jari area atau panjang AB dapat dilihat pada persamaan 2.
(Persamaan 2)
Untuk menghitung nilai β dapat dihitung secara matematis dengan prinsip perbandingan trigonometri yang ditunjukkan pada persamaan 3.
(Persamaan3)
Dengan sifat trigonometri dan persamaan 3 maka didapat persamaan 4.
(Persamaan4)
Berdasarkan persamaan 3 dan 4 maka didapat persamaan untuk mencari panjang AB seperti yang ditunjukkan pada persamaan 5.
(Persamaan 5)
Berdasarkan persamaan 5 maka dapat di simulasikan dengan ketinggian 20 km yang menghasilkan grafik pada gambar 2. Sehingga untuk menghitung diameter area cakupan dari HAP dapat dihitung dengan persamaan 6.
(Persamaan 6)
hasil simulasi dapat dilihat pada gambar 2.
Posted in Matlab, Publikasi, Telekomunikasi Tagged with: Geometri HAPs, HAPs, jangkauan, sudut elevasi